PERKEMBANGAN komunikasi dan informasi dunia, sepertinya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tak terkecuali pengaplikasian yang terus berkembang di bidang pendidikan.
Sebuah kerja sama niscaya tidak akan berkembang tanpa didukung dan diikuti pemanfaatan teknologi komunikasi yang semakin canggih. Sebuah keputusan yang terbilang strategis, jika pada event Rembuk Nasional Pendidikan 2007, di Sawangan, Depok Jawa Barat, kali itu Depdiknas mencoba tampil beda dengan memberi sentuhan dominan terhadap perkembangan nuansa information and communication technology (ICT), berbeda dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu stan dalam pameran Rembuk Nasional Pendidikan 2007, misalnya, memamerkan berbagai program Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom) tentang ICT center for education, seperti pendidikan jarak jauh (PJJ) dan televisi edukasi (TVE).
Kepala Pusat Informasi dan Humas Bambang Wasito Adi menuturkan kentalnya nuansa ICTpada rembuk kali itu sebenarnya kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam pembangunan bidang pendidikan di Indonesia ke depannya, kemarin. Adanya nuansa ICT juga diharapkan dapat menggugah para peserta yang merupakan penentu kebijakan pendidikan di daerah, untuk menjadi basis pembelajaran. “Jadi dengan dimunculkannya nuansa ICT pada event kali ini dapat menumbuhkan ketertarikan daerah dan selanjutnya menerapkannya, baik sisi infrastruktur ataupun isinya.”
Pentingnya penerapan ICT dalam dunia pendidikan juga telah disepakati Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara (SEAMEO) yang berkomitmen untuk membangun kerja sama di bidang pendidikan berdasarkan tiga prinsip kemanfaatannya. Yakni menjalin silaturahmi dan identitas yang solid melalui pendidikan dan membangun kawasan yang kompetitif sebagai suatu entitas ekonomi dan bisnis melalui pendidikan, serta untuk mempromosikan kemajemukan antarbangsa melalui pendidikan.
Untuk keperluan pendidikan tinggi, misalnya, negara anggota SEAMEO juga akan terus menciptakan sistem antarperguruan tinggi yang lebih terintegrasi melalui ASEAN University Network (AUN) yang dibentuk 20 rektor dari perguruan tinggi top di negara-negara anggota SEAMEO.
Untuk negara kita diwakili Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung yang bertemu satu tahun sekali untuk membentuk suatu jaringan yang terintegrasi dan kompetitif dengan jaringan perguruan tinggi di kawasan lain, seperti Asia Timur.
‘Pemanfaatan ICT akan menjadi wahana komunikasi antara guru dan siswa secara intens, mengasah potensi kreativitas siswa.’
Di sisi lain, SEAMEO juga sepakat untuk mengembangkan tiga prinsip pada bidang pendidikan dan akan bekerja sama dengan negara-negara Asia Timur lainnya, yakni terkait dengan pelatihan guru, pelatihan dan pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris, pendidikan teknik dan kejuruan, serta penggunaan ICT dalam bidang pendidikan.
Bahkan, pentingnya pemanfaatan ICT saat ini juga pernah dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mendorong pemanfaatan ICT khususnya di Asia Tenggara.
Dari segi evolusi pembelajaran, hal tersebut menandai adanya pergeseran peradaban manusia di bidang pendidikan, yakni dari hanya mengenal pensil dan kertas, kemudian berubah pada pengenalan model pembelajaran yang lebih efektif, yakni menggunakan model pendidikan secara digital dan dapat diakses dari mana pun seseorang berada.
Dalam konteks pemanfaatan ICT dari aspek geografis, diyakini dapat membantu kendala-kendala yang selama ini muncul. Sebagai ilustrasi, siswa dari suatu pulau bagian timur Indonesia dapat berinteraksi dengan seorang guru di Pulau Jawa hanya dengan mengklik tombol yang disediakan ICT.
Artinya, pemanfaatan ICT mendatang akan lebih penting karena salah satu manfaat fasilitas itu akan menjadi wahana komunikasi yang luar biasa antara guru dan siswa secara intens, mengasah potensi kreativitas siswa, dan dapat menjadi model pembelajaran efektif.
Hal itu tentunya akan menjadi modal pembangunan sekaligus modal sosial yang sangat krusial dan perlu dipupuk untuk peningkatan kualitas hidup negara-negara anggota, tanpa adanya hambatan geografis.
Gatot Hari Priowirjanto, Kepala Biro Perencanaan Kerja Sama Luar Negeri, mengatakan dalam lingkup nasional, ICT yang diaplikasikan dalam Jardiknas dan terhubung antara perguruan tinggi, kantor dinas pendidikan, sekolah, guru, dan dosen akan menghilangkan hambatan geografis.
Dengan adanya Jardiknas dan tersambung dengan Jakarta, diharapkan daerah-daerah yang sudah memiliki titik ICT, akan menjadi motor penggerak di wilayahnya.**
Sumber : MEDIA INDONESIA
http://pelayananpublik.com/
0 komentar:
Posting Komentar