Information and Communication Technologi Clinic

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), begitulah terjemahan dari INFORMATION and COMUNICATION TECHNOLOGI (ICT). Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah deretan tiga suku kata yang saat ini lagi akrab dibibir orang, khususnya di lingkungan pendidikan atau kelompok birokrasi, bahkan belakangan ini, juga termasuk golongan-golongan masyarakat tertentu.

Memahami Teknologi informasi dan komunikasi, tidak hanya menyandarkan pada pengertian tiga suku kata di atas. Tetapi lebih dari itu harus dipahami lebih dalam, mengapa tiga suku kata itu harus dipadu menyadi satu kalimat yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran TIK. Itu mengartikan, bahwa tiga kata dasar itu, masing-masing memiliki nilai kekuatan dan pengaruh tersendiri dalam peradaban kehidupan manusia.

Sebagai bukti yang logis dari kekuatan-kekuatan itu, yakni disadari atau tidak, bahwa aktivitas yang sedang berlangsung dilakukan manusia saat ini, pada hakikatnya adalah mengelola informasi yang diterima sebelumnya. Disadari atau tidak pula, bahwa keberadaan informasi itu sendiri lahir karena adanya komunikasi. Demikian pula terhadap komunikasi, itu dapat terjadi karena tidak lepas dari media (teknologi) sebagai alat pengantar maksud dan tujuan.

Beranjak dari pengertian-pengertian di atas, maka ICT atau TIK yang menjadi medan garapan ilmu pengetahuan dari ICT CLINIC di SDN 1 Tilote adalah; Teknologi Informasi dan Komunikasi, BUKAN “Informasi Komunikasi dan Teknologi“. Hal ini cukup beralasan, karena informasi komunikasi dan teknologi, pengertiannya adalah informasi tentang komunikasi dan informasi tentang teknologi. Dengan demikian informasi komunikasi dan teknologi, hanyalah terbatas pada pengetahuan saja, dan bukan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sifat dari informasi komunikasi dan teknologi, mudah ditemui atau diperoleh, hanya dengan cukup nonton televisi, dengar radio, maupun baca koran saja.

Sedangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah identik dengan ilmu pengetahuan. Yaitu teknologi tentang informasi dan teknologi tentang komunikasi. Karena itu pula, teknologi informasi dan komunikasi tidak terbatas pada pengetahuan saja, tetapi justru berada pada level garapan sebuah studi “ilmu pengetahuan”. Dengan sendirinya, untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi, tidak semudah kita nonton televisi, dengar radio, ataupun baca koran. Melainkan diperoleh hanya melalui teori dan praktek pendidikan tertentu saja.

Pada unsur kata Teknologi, Informasi, Komunikasi inilah, mengapa ICT Clinic harus dihadirkan ditengah-tengah para anak didik sekolah yang ada di SDN 1 Tilote. Dengan TIK ini, para anak didik akan diarahkan pada pengenalan, penguasaan, dan pembentukan peradaban teknologi yang berbudaya.

Pengenalan, penguasaan, dan pembentukan peradaban teknologi pada tingkat anak didik ini, dimaksudkan karena alasan dinamika dunia pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menuju pada suatu jenjang peradaban dunia pendidikan dan kehidupan yang lebih baik, ICT Clinic khususnya di SDN 1 Tilote telah memiliki “TAKTIK”. Artinya; Tidak Ada Kehidupan yang baik (peradaban), tanpa menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Muhajirin AHM

Kamis, 30 April 2009

Gender and ICT's

Teknologi baru yang digunakan dalam bidang informasi dan komunikasi, terutama Internet telah membawa dunia masuk ke era baru. Ada pandangan utama yang mengatakan bahwa teknologi seperti itu tidak memiliki keterlibatan secara sosial, hanya secara teknis saja. Perubahan positif yang disebabkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini, yang notabene berdampak secara dramatis, tidak menyentuh umat manusia keseluruhan. Hubungan-hubungan kekuasaan yang telah ada dalam masyarakat menentukan tingkat penggunaaan dan pengambilan keuntungan dari (TIK), karenanya teknologi ini tidak bersifat netral secara gender. Pertanyaan penting : siapa yang mengambil keuntungan dari TIK? Siapa yang mendikte keberadaaan dari TIK? Apakah mungkin keberadaan TIK dijumpai sehari-hari supaya dapat melayani tujuan yang lebih luas dari persamaan dan keadilan? Fokus dari hal ini adalah isu gender dan persamaan hak wanita untuk mengakses, menggunakan dan membentuk TIK.


Akses untuk TIK yang baru masih merupakan kenyataan yang jauh bagi sebagian besar orang. Negara-negara bagian selatan, khususnya di daerah pedesaan, secara nyata tertinggal jauh dari revolusi informasi, ditandai dengan tidak adanya infrastuktur dasar, biaya yang tinggi untuk pengadaan TIK, ketidaktahuan mengenai TIK, dominasi dari bahasa Inggris dalam isi Internet – kurangnya demonstrasi keuntungan TIK untuk menjawab tantangan pembangunan level bawah. Penghalang-penghalang ini bahkan menjadi masalah yang lebih besar bagi kaum wanita, yang secara umum : buta huruf, tidak mengerti bahasa Inggris dan kurangnya kesempatan untuk mendapat pelatihan keterampilan komputer. Tanggung jawab domestik, pembatasan budaya untuk perpindahan, kurang kuatnya kekuatan ekonomi sejalan dengan kurangnya relevansi kepuasan dalam hidup mereka, lebih jauh membuat mereka termarginalisasi dari sektor informasi.


Bidang TIK ditandai dengan kontrol strategis yang dilakukan oleh perusahaan kuat dan oleh negara-negara kuat. Monopoli yang dibangun berdasarkan rejim kepemilikan intelektual, bertambahnya pengawasan Internet dan pengurangan keberadaan isi demokratisnya dan ekploitasi kaum lemah yang dilakukan imperialisme kapitalis, rasisme dan perbedaan gender (sexism). Dalam bidang TIK, wanita relatif memiliki kepemilikan dan pengaruh dalam proses pengambilan keputusan, karena tidak terwakilkan dalam sektor privat dan pemerintahan yang mengontrol bidang ini.


TIK telah membawa keuntungan kepegawaian termasuk bagi wanita. Akan tetapi pemisahan gender yang direproduksi dalam ekonomi informasi di mana pria memegang mayoritas kaum yang memiliki keterampilan tinggi, menguasai pekerjaan yang bernilai tambah, di mana wanita terkonsentrasi pada pekerjaan keterampilan rendah dan bernilai rendah. Pekerjaan di call centre mengabadikan pekerjaan wanita dan organisasi dalam sektor teknologi informasi , seperti sektor lainnya, menghargai prilaku yang dikatakan maskulin.


Beberapa organisasi dan kelompok masyarakat mengikutsertakan isu yang berkaitan dengan demokrasi di bidang TIK – dari pembagian digital dan hak untuk berkomunikasi, sampai keragaman budaya dan hak kepemilikan intelektual. Pendukung persamaan gender telah didesak untuk memperhatikan dimensi gender masyarakat informasi : mengintegrasikan perspektif gender dalam kebijakan dan strategi nasional TIK, menyediakan isi yang relevan bagi wanita, mempromosikan partisipasi ekonomi kaum wanita dalam ekonomi informasi, dan membuat aturan untuk melawan pornografi wanita dan anak-anak yang ada di Internet. The World Summit in the Information Society / Pertemuan Puncak Masyarakat Informasi Dunia (WSIS) yang dilakukan di Genewa pada bulan Desember 2003, membawa berbagai pelaku dalam bidang TIK untuk memperhatikan tantangan dan kemungkinan TIK , meskipun dengan berbagai hasil dan pandangan.


TIK juga telah digunakan oleh kebanyakan sebagai alat untuk transformasi sosial dan persamaan gender. Sebagai contoh :


1. E-Commerce (perdagangan yang dilakukan secara elektronik dengan bantuan Internet) merupakan langkah awal yang dicoba sekarang ini di berbagai tempat oleh NGO (Non Government Organization / Organisasi Non Pemerintah) untuk menghubungkan para wanita ahli secara langsung ke pasar global melalui Internet, dan juga mendukung aktivitas mereka dengan informasi produksi dan pasar


2. Program e-governance / pemerintahan melalui media elektronik telah dicoba oleh beberapa pemerintah menggunakan TIK untuk membuat pelayanan pemerintahan dapat lebih luas dijangkau oleh warga masyarakat. Dalam beberapa kasus disertai dengan strategi eksplisit untuk memastikan bahwa pelayanan ini menjangkau kaum wanita dan lainnya yang menghadapi halangan untuk mengakses layanan pemerintahan.


3. Para pendidik kesehatan telah menggunakan sarana radio untuk mengkomunikasikan informasi yang berhubungan dengan kesehatan seks dan reproduksi. Kemungkinan komunikasi melalui sarana Internet juga sedang digali.


4. Berbagi informasi dan dialog melalui sarana email, newsletter dan catatan online antara wanita dari belahan Utara dan Selatan dan di antara para wanita di bagian Selatan itu sendiri telah memungkinkan kolaborasi dan pemfokusan usaha dalam skala global untuk mendorong agenda dari persamaan gender.


Aktivitas-aktivitas tersebut telah sangat efektif di mana hal itu dapat dilakukan di atas isu keterbatasan akses dan infrasruktur untuk memandang konteks sosial yang lebih besar dan hubungan kekuasaan yang lebih besar. Tingkat efektivitas dan keterjangkauan telah diperkaya dengan kombinasi teknologi lama seperti radio dengan teknologi baru seperti Internet.


Perubahan yang lebih jauh bagi persamaan gender dan pemberdayaan wanita di bidang TIK sangat perlu menjangkau di semua level – internasional, nasional dan program. Persamaan gender di bidang TIK tidak selalu berarti penggunaan TIK yang lebih luas di kalangan wanita. Persamaan itu lebih ke arah transformasi sistem TIK. Hal ini melibatkan :


a. Pemerintahan yang membangun kebijakan TIK dengan perspektif gender yang kuat dan berkaitan dengan masyarakat sipil, gender dan ahli TIK.


b. Forum internasional seperti WSIS digunakan untuk menantang dominasi utara dan dominasi perusahaan di bidang TIK.


c. Strategi gender yang jelas dibangun melalui desain , implementasi dan evaluasi dari proyek dan program TIK


d. Pengumpulan informasi dengan statistik sex-disagregasi dan indikator gender berkaitan dengan akses, isi dan penggunaan TIK dalam hal kepegawaian dan pendidikan.


e. Pertimbangan isu gender dalam : kebijakan TIK/telekomunikasi, perwakilan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan telekomunikasi / TIK dan tingkat perbedaan dampak dari telekomunikasi / TIK antara pria dan wanita.


Untuk membuat semua ini terjadi, pendukung persamaan gender perlu terus menerus bekerja di bidang TIK dengan tiada lelah.


OV Assignment – English Indonesian translation on Gender and ICT’s

By Elisa Dean

Selasa, 28 April 2009

Tips Menghilangkan Rasa Malas

Malas, merupakan salah satu penyebab negara Indonesia ini tertinggal dengan negara lain khususnya hubungannya dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebagai contoh janganlah jauh-jauh dahulu ke Eropa, tapi yang dekat terlebih dahulu seperti Malaysia ataupun Singapura yang secara geografis luas negaranya maupun kekayaan alamnya jauh berbeda dengan Indonesia namun jauh berbeda pula dalam hal "manusianya", padahal dulu pelajar maupun guru-guru dari Malaysia datang ke Indonesia ini untuk belajar memperdalam ilmunya.

Malas bisa berarti banyak hal, malas belajar (umum terjadi pada pelajar) ataupun malas dalam lingkup yang universal yaitu malas dalam mengerjakan sesuatu Tapi memang rasa malas sudah merupakan fitrah dari Tuhan dan kita harus yakin bahwa pemberian Tuhan itu selalu ada manfaatnya, hanya saja permasalahannya terletak pada bagaimana kita mengatasi rasa malas tersebut, mencoba mengambil manfaat atau hikmah dari penanganan rasa malas kita dan belajar melihat dari sudut pandang yang lebih baik.

Malas itu bisa diibaratkan seperti keimanan kita yang ada kalanya meningkat dan ada kalanya menurun. Tapi ternyata kalau dilatih terus menerus dan teratur keimanan itu bisa meningkat atau setidaknya tidak menurun. Nah..begitupun dengan malas, dengan cara teratur diikuti dengan kekonsistenan kita mengerjakan metode atau cara mengatasi rasa malas, rasa malas bisa di atasi dan bukan tak mungkin bisa berubah menjadi rajin.

Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dll. Jika keluarga besar dari rasa malas ini mudah sekali muncul dalam aktivitas sehari-hari kita, maka dijamin kinerja kita akan jauh menurun. Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai sesuatu yang lebih baik sebagaimana yang kita inginkan.

Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakit mental? Disebut demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat merugikan. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang yang malas. Masyarakat yang dipenuhi oleh individu-individu yang malas tidak jelas tidak akan pernah maju.

Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Rasa malas jenis yang satu ini relatif lebih bisa ditanggulangi. Nah, bagaimana cara mengatasinya? Berikut kiat-kiatnya:

Membuat Tujuan
Orang yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupan yang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak memiliki tujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang tidak memiliki tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menuliskan resolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup.

Di sinilah pangkal persoalannya. Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian hidup, maka seseorang hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan situasi di sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif, menunggu, tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib. Dalam keadaan seperti ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanya sumber-sumber motivasi hidup menyebabkan kemalasan.

Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan-tujuan hidupnya. Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup Yang Lebih Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan, dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik). Contoh komitmen; "pada ulang tahun yang ke .... saya sudah harus menyelesaikan buku yang saya tulis, meraih promosi pekerjaan, memiliki rumah dan mobil, umroh, naik haji, melakukan sejumlah kunjungan ke mancanegara, dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga."

Mengasah Kemampuan
Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan. Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan-tujuan dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kita juga perlu sekali mengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-langkah yang diambil itu akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Contoh: jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka sejak sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut. Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab, menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki kemampuan presentasi.

Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmen sepenuhnya, maka kita telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaran akan menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan sendirinya ini akan semakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat.

Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akan semakin melemah, semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titik ini, tujuan-tujuan, resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki arti lagi. Sayang sekali.

Pergaulan Dinamis
Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang cenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung kebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang. Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangat optimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya. Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama-lama dengan para orang malas dan pesimistik.

Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas, berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satu sama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa menjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang bekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self- motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan aura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.

Disiplin Diri
Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia, yang bunyinya; "Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita". Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakan dengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawa kesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntut sikap disiplin dalam banyak hal. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?

Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada kita.

Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan mendisiplinkan diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.

Sumber : www.e-smartschool.com

Sip : Irvan Andi Wiranata

ICT Konsep Cerdas Atasi Kendala Koordinasi

PERKEMBANGAN komunikasi dan informasi dunia, sepertinya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tak terkecuali pengaplikasian yang te­rus berkembang di bidang pendidikan.

Sebuah kerja sama niscaya tidak akan berkem­bang tanpa didukung dan diikuti pemanfaatan tek­nologi komunikasi yang semakin canggih. Sebuah keputusan yang terbilang strategis, jika pada event Rembuk Nasional Pendidikan 2007, di Sawangan, Depok Jawa Barat, kali itu Depdiknas mencoba tam­pil beda dengan memberi sentuhan dominan ter­hadap perkembangan nuansa information and com­munication technology (ICT), berbeda dengan pe­laksanaan di tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu stan dalam pameran Rembuk Nasio­nal Pendidikan 2007, misalnya, memamerkan ber­bagai program Pusat Teknologi Komunikasi dan In­formasi Pendidikan (Pustekkom) tentang ICT cent­er for education, seperti pendidikan jarak jauh (PJJ) dan televisi edukasi (TVE).

Kepala Pusat Informasi dan Humas Bambang Wasito Adi menuturkan kentalnya nuansa ICTpada rembuk kali itu sebenarnya kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam pembangunan bidang pen­didikan di Indonesia ke depannya, kemarin. Ada­nya nuansa ICT juga diharapkan dapat menggu­gah para peserta yang merupakan penentu kebija­kan pendidikan di daerah, untuk menjadi basis pem­belajaran. “Jadi dengan dimunculkannya nuansa ICT pada event kali ini dapat menumbuhkan keterta­rikan daerah dan selanjutnya menerapkannya, baik sisi infrastruktur ataupun isinya.”

Pentingnya penerapan ICT dalam dunia pen­didikan juga telah disepakati Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara (SEAMEO) yang berkomitmen untuk membangun kerja sama di bidang pendidikan berdasarkan tiga prinsip ke­manfaatannya. Yakni menjalin silaturahmi dan iden­titas yang solid melalui pendidikan dan membangun kawasan yang kompetitif sebagai suatu entitas eko­nomi dan bisnis melalui pendidikan, serta untuk mempromosikan kemajemukan antarbangsa mela­lui pendidikan.

Untuk keperluan pendidikan tinggi, misalnya, ne­gara anggota SEAMEO juga akan terus mencip­takan sistem antarperguruan tinggi yang lebih ter­integrasi melalui ASEAN University Network (AUN) yang dibentuk 20 rektor dari perguruan tinggi top di negara-negara anggota SEAMEO.

Untuk negara kita diwakili Universitas Gadjah Ma­da dan Institut Teknologi Bandung yang bertemu satu tahun sekali untuk membentuk suatu jaringan yang terintegrasi dan kompetitif dengan jaringan perguruan tinggi di kawasan lain, seperti Asia Timur.

‘Pemanfaatan ICT akan menjadi wahana komunikasi antara guru dan siswa secara intens, mengasah potensi kreativitas siswa.’

Di sisi lain, SEAMEO juga sepakat untuk me­ngembangkan tiga prinsip pada bidang pendidikan dan akan bekerja sama dengan negara-negara Asia Timur lainnya, yakni terkait dengan pelatihan guru, pelatihan dan pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris, pendidikan teknik dan kejuruan, serta penggunaan ICT dalam bidang pendidikan.

Bahkan, pentingnya pemanfaatan ICT saat ini ju­ga pernah dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mendorong pemanfaatan ICT khu­susnya di Asia Tenggara.

Dari segi evolusi pembelajaran, hal tersebut me­nandai adanya pergeseran peradaban manusia di bidang pendidikan, yakni dari hanya mengenal pen­sil dan kertas, kemudian berubah pada pengenal­an model pembelajaran yang lebih efektif, yakni menggunakan model pendidikan secara digital dan dapat diakses dari mana pun seseorang berada.

Dalam konteks pemanfaatan ICT dari aspek geo­grafis, diyakini dapat membantu kendala-kendala yang selama ini muncul. Sebagai ilustrasi, siswa dari suatu pulau bagian timur Indonesia dapat berinter­aksi dengan seorang guru di Pulau Jawa hanya de­ngan mengklik tombol yang disediakan ICT.

Artinya, pemanfaatan ICT mendatang akan lebih penting karena salah satu manfaat fasilitas itu akan menjadi wahana komunikasi yang luar biasa antara guru dan siswa secara intens, mengasah potensi kreativitas siswa, dan dapat menjadi model pem­belajaran efektif.

Hal itu tentunya akan menjadi modal pembangu­nan sekaligus modal sosial yang sangat krusial dan perlu dipupuk untuk peningkatan kualitas hidup ne­gara-negara anggota, tanpa adanya hambatan ge­ografis.

Gatot Hari Priowirjanto, Kepala Biro Perencanaan Kerja Sama Luar Negeri, mengatakan dalam ling­kup nasional, ICT yang diaplikasikan dalam Jardik­nas dan terhubung antara perguruan tinggi, kantor dinas pendidikan, sekolah, guru, dan dosen akan menghilangkan hambatan geografis.

Dengan adanya Jardiknas dan tersambung den­gan Jakarta, diharapkan daerah-daerah yang su­dah memiliki titik ICT, akan menjadi motor pengge­rak di wilayahnya.**

Sumber : MEDIA INDONESIA

http://pelayananpublik.com/

Rabu, 22 April 2009

ICT DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Oleh : BAYU FITRIANTO AGUSTA

Pembaruan dalam bidang pendidikan memerlukan keberanian untuk mencari metode dan membangun paradigma baru. Fenomena yang selalu terjadi dalam dunia pendidikan di era global ialah selalu tertinggalnya perkembangan dunia pendidikan itu sendiri jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi, dan dunia bisnis yang mengiringinya

(Prof. Suyanto, Ph.D)

I. Konsep/konstruk

Sekolah merupakan sebuah institusi dengan salah satu tugas yang diembannya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan yang bermutu dan berdaya guna. Dalam prosesnya, sekolah membutuhkan sumber informasi yang mutakhir dan selalu terkini. Pengembangan implementasi teknologi informasi dan komunikasi di sekolah merupakan upaya yang sudah seharusnya dilakukan.

Komunikasi di sekolah harus terbangun atas dua sisi, komunikasi internal yang utamanya adalah komunikasi antara : siswa-siswa, siswa-sumber belajar, siswa-guru, siswa-kepala sekolah, guru-guru, guru-sumber belajar, dan guru-kepala sekolah. Sedangkan komunikasi eksternal diantaranya adalah komunikasi antara : siswa-masyarakat, guru-masyarakat, kepala sekolah-masyarakat. Orang tua adalah bagian dari masyarakat.

ICT-Information Communication Technology hanyalah sebagai salah satu bagian dari sistem informasi. ICT hanyalah sebagai landasan infrastruktur teknologi yang meliputi hardware, software dan jaringan komunikasi untuk mengambil, mengumpulkan, memproses, dan memberikan output berbentuk content digital. Lebih lanjutnya informasi tersebut didesiminasikan melalui jaringan transmisi data dengan menggunakan berbagai macam jenis peralatan komunikasi (jaringan komputer) baik untuk kebutuhan internal (Intranet) maupun untuk kebutuhan publikasi umum (Internet).

Menerapkan sistem informasi selain membutuhkan dukungan ICT tentunya juga membutuhkan Isi (Content), Prosedur (Procedure), dan Peranan SDM (Role) yang semuanya akan menuju satu kesatuan dari kebutuhan yang diharapkan intitusi. Tanpa adanya proses informasi yang efektif maka institusi tersebut akan tidak dapat mengendalikan lingkungan sekitarnya.

Sistem informasi merupakan seluruh kesatuan proses mulai dari operator sampai dengan manajemen puncak, mulai dari teknis pengelolaan ICT yang kita kenal dengan Transaction Processing System (TPS), Decission Support System (DSS), Management Information System(MIS), sampai dengan Executive Support System (ESS).

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sedang sudah memasuki masa dimana teknologi informasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dewasa ini informasi merupakan “komoditas primer” yang dibutuhkan orang, seiring dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, sehingga lazim dikatakan peradaban pada masa ini merupakan peradaban masyarakat informasi. Menurut Ziauddin Sardar, informasi bukan hanya kebutuhan, melainkan juga dapat menjadi sumber kekuatan. Teknologi informasi dapat menjadi alat terpenting untuk manipulasi dan alat kendali. Ternyata memang, telah menjadi pendapat umum siapa yang menguasai informasi dialah penguasa masa depan. Bahwa kekuatan baru masyarakat bukanlah uang di tangan segelintir orang melainkan informasi ditangan banyak orang (The newsourceof power is not money in the hand of a few, but information in the hand of many). Wujud dari teknologi informasi yang banyak digunakan oleh manusia saat ini diantaranya adalah komputer dan perangkat lainnya seperti internet, jaringan, wireless, hardware dan software. Secara umum komputer dan internet berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dan alat pengolahan informasi. Sebagai alat komunikasi internet menjadikan dunia tiada batas (borderless) manusia di belahan dunia manapun dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat, misalnya dengan chating dan mail. Bahkan komunikasi langsung tatap muka dengan dunia yang berbedapun sekarang bukan sesuatu yang aneh, misalnya dengan menggunakan video conference. Dengan teknologi komputer informasi menjadi sedemikian mudah untuk diperoleh, enak untuk digunakan, mudah diproses dan lebih efisien. Mengolah dokumen yang banyak menjadi mudah dengan proses scaning, word processing hinggan pencetakan (printing). Itulah teknnologi informasi khususnya komputer yang meski jadi bagian penting dalam kehidupan kita, termasuk untuk pengembangan sekolah.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, tentu saja sekolah harus memicu diri menjadi lembaga yang melek terhadap penggunaan teknologi. Teknologi tidak dipandang dari sudut pandang negatifnya namun sisi positif teknologi informasi jauh lebih banyak, terutama kepentingannya sebagai media pendidikan. Sebagai sarana pendidikan, komputer harus menjadi bagian untuk mempercepat perolehan pengetahuan dan keterampilan bagi siswa. Seorang siswa yang akan mencari bahan mata pelajarannya cukup dengan mengakses internet, ribuan bahan tersedia di sana.Banyak lagi manfaat komputer yang lainnya, misalnya untuk mengolah data lembaga, murid, guru, sistem informasi lembaga dan lain-lain.

Pendidikan terus berupaya menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan global, tak terkecuali pola pendidikan bagi guru. Penggunaan ICT dalam pendidikan dapat dijadikan sebagai alternatif untuk penyelenggaraan pendidikan bagi para calon guru dan para guru profesional. Terdapat beberapa model pembelajaran guru di beberapa negara dengan sistem pendidikan terbuka dengan pembelajaran jarak jauh misalnya : penggunaan Tvplus jurnalistik di Brazil, Pemanfaatan Radio interaktif di Afrika Selatan, Pengembangan kepala sekolah di Burkino Faso Afrika dan penggunaan ICT di Cili. Model yang banyak digunakan oleh beberapa negara adalah dengan pemanfaatan ICT terutama dengan sistem e-learning. Hal tersebut diperkuat dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang ‘Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh’, maka perguruan tinggi tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh menggunakan e-learning, juga telah diijinkan menyelenggarakannya. Lembaga lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah memanfaatkan keunggulan e-learning ini untuk program-programnya termasuk program pendidikan guru sedianya dilakukan analisis secara mendalam kemungkinan untuk diterapkan dalam pendidikan jarak jauh dengan menerapkan ICT.

Menurut hasil meta survey yang dilakukan oleh UNESCO, tahun 2004, kebanyakan negara-negara di Asia Tenggara belum memiliki kebijakan khusus tentang ICT untuk pendidikan. Berbeda dengan negara lain di Asia seperti Singapura, Korea, Jepang dan lain-lain. Mengingat permasalahan tersebut, UNESCO tahun 2004 melakukan suatu analisis kebutuhan (needs assessment) tentang hal tersebut.

Indonesia, adalah salah satu negara yang sampai saat ini belum memiliki kebijakan khusus tentang ICT dalam pendidikan. Walaupun memang telah ada Permendiknas No 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan TIK di lingkungan Depdiknas. Implementasi dari Permen tersebut sebaiknya mengacu juga pada hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan oleh UNESCO tersebut.

Kebutuhan akan multimedia Interaktif semakin dirasakan, mengingat kondisi perkembangan Teknologi Informasi (IT) semakin berkembang pesat. Dalam dunia pendidikan misalnya siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP dan SMU/SMK dituntut untuk mengenal TI sejak dini. Kebutuhan ini tidak hanya sebagai wacana tetapi dilegalisasi melalui terbitnya Kurikulum 2004 yang memasukkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah, lebih khusus lagi SMK TI secara spesifik mempelajari TI sebagai suatu keahlian produktif. Untuk menunjang masuknya TI di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu sekolah-sekolah dengan memberikan perangkat hardawre komputer sebagai alat praktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (Bantuan Operasional Manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software komputer untuk menunjang pembelajaran TI dan penguasaan materi pelajaran umum dengan bantuan TI. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan bahan pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai TI dan materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan.

Atas dasar pentingnya bahan pembelajaran berbasis ICT yang dirancang oleh guru bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan untuk kepentingan publikasi komunikasi dan informasi lembaga, maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk adanya peningkatan kemampuan para pelaku pendidikan/ pelatihan terutama guru untuk memiliki kemampuan dalam merancang multimedia interaktif untuk mengemas berbagai materi-materi pelajaran. Dengan demikian diperlukan adanya kegiatan Pelatihan Pembuatan Multimedia Interaktif berbasis Komputer .

Jenis Kegiatan Pengembangan

Guru memiliki keterbatasan dalam mengajar siswa, walaupun masih banyak hal-hal positif juga yang dapat diperoleh darinya. Di Amerika Serikat, istilah “guru” sering diidentikkan sebagai orang yang memiliki kecakapan di bidangnya, misal kecakapan spiritual, kecanggihan teknologi dan lain-lain. Beberapa keterbatasan itu, di antaranya interaksi yang terbatas karena umumnya kelas diisi banyak siswa.

pendidikan yang baik berhubungan dengan penumbuhan karakter yang mengajarkan nilai-nilai positif bagi siswa. Tetapi yang terjadi selama ini, proses belajar mengajar (PBM) tersebut berlangsung satu arah saja, dari guru kepada murid sehingga yang tercipta adalah ketaatan, PBM dianggap berhasil jika para siswa taat kepada gurunya, padahal disisi lain siswa dituntut untuk memiliki kreativitas dan sikap kritis yang hanya bisa tumbuh melalui pembebasan. Terkait pembebasan penuh terhadap siswa, bahwa banyak juga pihak yang tidak setuju karena keberadaan guru yang mengajarkan nilai-nilai terhadap siswanya masih dirasa penting guna membentuk pribadi yang bertanggungjawab, yang mampu membetulkan hal yang salah melalui pegangan nilai yang dimilikinya. Terdapat beberapa jenis kegiatan pengembangan kompetensi guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK dalam penguasaan ICT untuk diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran, yakni:

  1. Pelatihan Pembuatan Desain Presentasi Multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia projector.
  2. Pelatihan Pembuatan CD interaktif berbagai Mata Pelajaran
  3. Pelatihan Internet Dasar dan Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Effektif.
  4. Pelatihan Pembuatan Web Blog (Company web dan Personal Web)
  5. Pelatihan Pembuatan Desain web untuk E-Learning dan Learning Management System (LMS)

Tujuan Kegiatan Pengembangan

ICT sebagai penggunaan berbagai media yang berbasis komputer, baik dengan jaringan (networking) maupun tanpa jaringan (stand alone) yang mendukung kepada peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran di sekolah.

  1. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan CD interaktif berbagai Mata Pelajaran yang dikuasainya untuk digunakan dalam PBM.
  2. Para Guru memiliki kompetensi dalam penguasaan Internet Dasar dan Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Effektif.
  3. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan Web Blog (Company web dan Personal Web)
  4. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan Desain web untuk E-Learning dan Learning Management System (LMS)

Materi Pelatihan

Pelatihan Pembuatan Desain Presentasi Multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia projector.

  1. Power Point 2003/2007 Basic dan enrichment.
  2. Power Point to Flash (Mengubah file power point menjadi File format SWF) , Articulate Presenter.
  3. Teknik Penggunaan (use) dan pemeliharaan (maintenance) Multimedia Projector (all brand all type)
  4. Prinsip-prinsip desain presentasi sesuai dengan kaidah komunikasi visual Teknologi Pembelajaran.

Pelatihan Pembuatan CD interaktif berbagai Mata Pelajaran

  1. Konsep dasar Multimedia Interaktif (Computer Based instruction)
  2. Teknik pembuatan flowchart dan storyboard
  3. Desain Grafis untuk multimedia interaktif
  4. Programing dengan Macromedia Flash dan Macromedia Director
  5. Animasi dengan Swish Max dan 3D Cool

Pelatihan Internet Dasar dan Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Effektif.

  1. Sejarah internet
  2. Trik Browsing untuk pencarian bahan pembelajaran yang efektif
  3. Mendaftar dan memelihara email
  4. Chatting, Milling List dan News grop
  5. Teknik Download text, ound, animasi dan Video

Pelatihan Pembuatan Web Blog (Company web dan Personal Web)

  1. Konsep, Fungsi dan Manfaat Web Blog
  2. Mendaftar dan mengelola Web Blog
  3. Trik Customis dan Desain Tamplate Web Blog
  4. Managemet web blog sebagai bahan pembelajaran yang efektif

Pelatihan Pembuatan Desain web untuk E-Learning dan Learning Management System (LMS)

  1. Konsep, Prinsip dan Prosedur e-learning
  2. Perancangan naskah untuk e-learning
  3. Desain web dengan Adobe Dreamwever atau Microsoft Front Page
  4. Data Base Management System dengan MySQL
  5. Pemanfaatan e-learning menggunakan Software Open Sources (Moodle, Zoomla, E-Tutor, etc.)

Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Cetak (Printed Material ) berbasis Komputer

  1. Konsep, Prinsip dan Prosedur pembuatan Bahan Ajar cetak Berbasis ICT
  2. Teknik pembuatan brosur, liflet, banner, poster, komik, dll.
  3. Pengolahan Objek Gambar dengan Adobe Photoshop CS
  4. Pembuatan bahan ajar berbasis vektor dengan Corel Draw untuk : mengatur layout, membuat logo.
Output
  1. Dihasilkannya produk media presentasi hasil rancangan guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA, IPS, Matematika, Bahasa, Agama dan lain-lain.
  2. Dihasilkannya naskah-naskah CD Interaktif hasil buatan guru yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk CD Interaktif.
  3. Dihasilkannya produk CD Interaktif yang inovatif, kreatif, edukatif dan menyenangkan hasil rancangan guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA, IPS, Matematika, Bahasa, Agama dan lain-lain.
  4. Dihasilkannya produk media dan sumber belajar yang diambil dari internet hasil pencarian guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA, IPS, Matematika, Bahasa, Agama dan lain-lain. Bahan –bahan tersebut berupa : (1) Jurnal dan artikel pendidikan, (2) Hasil-hasil penelitian khususnya PTK, (3) Video pembelajaran, (4) Buku-buku yang bermanfaat dalam bentuk e-book, (5) Foto-foto sebagai bahan pembelajaran serta (6) Animasi bahan pembelajaran dalam bentuk SWF.
  5. Dihasilkannya Web Blog Guru untuk profil pribadi, sekolah mauPun bahan pembelajaran, web e-learning hasil rancangan guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA, IPS, Matematika, Bahasa, Agama dan lain-lain, untuk dimanfaatkan oleh siswa.
  6. Dihasilkannya produk bahan ajar cetak hasil rancangan guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA, IPS, Matematika, Bahasa, Agama dan lain-lain, berupa : buku, poster, banner, grafik, diagram, dll.

III. Dimensi

Pegembangan ICT disekolah berorientasi kepada pelayanan terhadap pengguna jasa (customer) yaitu siswa dan masyarakat. Dimensi yang dibangun adalah keterhubungan berbagai sumber informasi komunikasi yang berujung kepada penyelengaraan pembelajaran yang bermutu dan bernilai guna tinggi. Baik antar komponen di dalam sekolah sekolah maupun dengan luar sekolah (stake holder).

IV. Indikator Keberhasilan

Melalui pengembangan ICT di sekolah, diharapkan akan mampu :

  • Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan ICT untuk menunjang profesionalitas kinerjanya
  • Memotivasi guru agar selalu memperbaharui informasi dan pengetahuan untuk menunjang tugasnya
  • Memberikan pelayanan terbaik dalam proses pembelajaran di sekolah
  • Meningkatkan komunikasi dan informasi terkini bagi guru dan siswa
  • Meningkatkan motivasi belajar siswa
  • Meningkatkan kebermaknaan belajar siswa
  • Meningkatkan mutu proses pembelajaran
  • Meningkatkan hasil proses pembelajaran siswa

Peran ICT

Dalam PBM, selain mengajarkan nilai, guru juga mengajarkan data dan informasi. Di sinilah peran teknologi khususnya information and communication technology (ICT) dibutuhkan.

Selama ini PBM terkendala karena jumlah siswa yang mengikuti kelas mencapai puluhan. Hal ini menjadikan PBM tidak optimal, karena data dan informasi yang tersampaikan kepada siswa tidak maksimal. Dalam hal ini, beberapa kasus patut diperhatikan. adalah adanya beberapa siswa yang lambat. Siswa yang lambat bukan berarti ia bodoh, bisa saja ia cerdas tetapi hanya sedikit lambat dalam menerima pengarahan, Di sinilah komputer memahami anak-anak yang lambat dalam belajar, karena gaya belajar hanyalah permasalahan teknis, Dengan menambahkan infrastruktur berupa personal computer (PC)/komputer, siswa akan mampu mengaktifkan semua indera dan sensitifitasnya melalui melihat, mendengar, dan membaca.

OLPC

One Laptop Per Child (OLPC) project. OLPC ini,dikenalkan pertama kali oleh Prof. Nicholas Negroponte di Kota Boston, Amerika Serikat. Melalui program OLPC ini, anak-anak berkesempatan untuk mengakses data dan informasi secara langsung dan mandiri. Melalui yayasannya, yaitu Yayasan OLPC, Prof. Negroponte hanya memberikan harga 220 US dollar setiap pembelian lebih dari 10000 laptop. Harga ini, dijelaskannya lebih murah dibandingkan 1 keping CD original Microsoft yang mencapai 500-800 US Dollar. Di seluruh dunia OLPC telah dimanfaatkan di Amerika Selatan terutama Uruguay yang telah memesan 300.000 laptop dan Peru yang telah memesan 100.000 laptop. Di Uruguay, OLPC dimanfaatkan oleh anak sekolah dasar mulai kelas I-VI. Beberapa keunggulan OLPC, di antaranya tahan banting dan air karena dilapisi karet, menggunakan prosesor 433 Mhz AMD Geode, dynamic RAM 256 MB, 1 GB SLC NAND flashmemory on board dengan operating system “skinny” Fedora dari Linux.

Software Bajakan

Dengan memanfaatkan free open source software (FOSS) dalam hal ini Linux, diharapkan dapat mengurangi angka pembajakan, khususnya di Indonesia. Banyak alasan baik untuk menjustifikasi pembajakan, tetapi hanya satu dasar alasannya yaitu malas mempelajari sesuatu yang lain,Masyarakat Amerika merasa telah banyak memberikan keuntungan kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, karena ketergantungannya kepada salah satu lisensi OS terkemukanya, Windows. Mereka enggan memakai software bajakan hanya karena gengsi disebut pencuri, Jika di Indonesia banyak yang menggunakan bajakan, mungkin karena memang tidak malu disebut pencuri, tambahnya. Informasi mengenai OLPC dapat diperoleh di http://wiki.laptop.org.

Setelah berbagai upaya telah dilakukan tetapai hassilnya belum terlalu optimal, hal tersebut terjadi karena konsistensi guru dan karyawan tidak cukup kuat untuk optimalisasi ICT, kebiasaan mengajar dan bekerja tidak secara sistematis membuat konsistensi jadi sulit dicapai. Guru dan karyawan terbiasa bekerja dengan cara yang sama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun lamanya. Sementara kemampuan untuk melakukan inovasi sedikit dimiliki oleh guru dan karyawan karena terbiasa berseragam dalam bekerja.Kemampuan menulis dan membaca juga jadi kendala yang sulit diatasi karena kebiasaan lebih banyak berbicara dalam bekerja, sehingga upaya peningkatan kemampuan menulis dan membaca harus terus ditingkatkan.

pemanfaatan ICT ternyata berdampak terhadap perubahan budaya kerja, sehingga prosesnya harus dilakukan secara berkesinambungan. Guru dan karyawan yang merespon positif, dengan indikasi mau belajar, berlatih meningkatkan kemampuan dalam bidang ICT harus terus didorong lebih optimal dengan memberi tantangan dan pekerjaan yang berdampak pada lingkungan.Transaksi tugas dan pembelajaran harus didorong menggunakan ICT sehingga mau tidak mau semua warga sekolah dapat harus bersentuhan dengan ICT.

Sumber :

http://dedidwitagama.wordpress.com

http://prasetya.brawijaya.ac.id/jul08.html#yamandu

  • Blogor Bambang Aryan 21 April
  • Cepi Riyana, S.Pd., M.Pd. cheppy@upi.edu
http://syopian.net/blog/?p=861